Menanti kereta sore hari adalah saat yang ku suka
Bangku hijau , peron dan deru suara mesin menyatu
Angin yang terbawa kereta membasuh sejuk menerpa
Lampu neon benderang dengan angkuhnya
Dengan laron-laron kecil mengerubungi berebut cahaya
Gerakannya begitu lincah dan harmonis
Membentuk koreografi dengan kesulitan tingkat tinggi
Dan penyanyi jalanan pun tetap sama stiap harinya
Mulai berdendang dengan suara emas
Bernyanyi lagu cinta bahagia andalannya
Dengan lantang namun tetap berkelas
Terkadang rintik hujan ikut memberi warna
Turun ke bumi dengan berirama
Suara air yang bersentuhan dengan seng terdengar gembira
Membentuk simfoni indah adikarya seorang ternama
Namun ternyata bukan semua itu yang membuat sempurna
Yang membuat aku gemar berada disana
Pemandangan sebuah wajah yang disampingkulah penyebabnya
Yang membuat aku betah duduk berlama-lama
Sebuah raut wajah yang kucinta
Tak lelah ku pandangi nya.
Ku sapu semua hingga tak ada yang tersisa
Mata, bibir, hidung dan dagu sungguh perpaduan yang menggoda
Melihatnya bercerita, berkedip pun aku tak kuasa
Senyum yang terlempar dari bibirnya
membentuk goresan melengkung yang sempurna
senyumnya terbingkai indah oleh alur wajah yang mempesona
Lama aku melamun memperhatikannya dengan lekat
Suara speaker dari stasiun pun tak mampu tersirat
Karena semua indera telah terpusat
Hingga kereta datang membuatku tercekat
Aku kembali duduk bersanding dengannya
Mengamati bercerita sesekali tertawa
Setiap orang terlihat begitu riang
Rasanya dunia begitu sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar