welcome to my blog

welcome to my blog !! Enjoy :)

Sabtu, 11 Agustus 2012

cerita

Sudah lama tak bercerita rasanya seperti kumpulan petasan yang disimpan dalam kotak kecil pengap.  siap untuk diledakkan.  Suaranya akan sangat memekakkan telinga. Ledakan nya akan membuat penyala nya hangus. Lalu, semua hancur menjadi kertas kecil-kecil beserta abu karbit yang membuat orang enggan untuk menciumnya walau sepintas.
                Aku akan cerita, tapi tak akan seperti petasan itu. Dengan perlahan dan bersahaja. Seperti tumpukan kertas putih yang akan ternoda pena. Tergores indah oleh sajak-sajak tentang cinta. Ya, cinta. satu kata yang paling sering terucap bahkan oleh bocah yang masih mengenakan pakaian kebesaran untuk ukuran seusianya. Tak tahu apakah ia mengerti atau hanya sekedar ikut-ikut tren yang ada.
                 Aku ingin bercerita tentang cinta yang membuat terluka. Tentang cinta yang menuai air mata. Tentang cinta yang membuang waktu dengan percuma. Tentang cinta yang membuat kita menjadi dewasa, tentang cinta yang menyesakkan jika mengingatnya. Tentang cinta yang memerlukan ikhlas dan lapang dada.
                Aku terjebak dalam cinta yang salah. Dalam cinta yang tak di inginkan oleh hampir semua wanita. Dalam cinta yang mempunyai alur yang berliku. Dalam cinta yang memiliki banyak cercaan. Dalam cinta yang aku pun muak dengannya. Dalam  cinta dengan banyak siku. Dalam cinta segitiga. Dalam cinta antara kau dan dia.
                Kau menyeretku ke dalam arus deras hingga menuju ke dalam terjun curam lalu menenggelamkanku dipalung nya . Kau memaksaku menuju bukit berliku lalu mendorongku ke dalam tebing yang dasarnya tak pernah ada. Kau membawaku terbang menuju awan pekat hitam nan kelabu lalu kau datangkan petir dan menghanguskan semuanya tanpa ada yang tersisa.
                Oke, kau tak pernah menyeretku, memaksaku atau membawaku. Aku yang mengikuti semua nya tanpa paksa. Seperti kerbau yang di cocokkan hidungnya. Seperti anjing yang setia atas perintah tuannya. Ya, itulah aku. Bahkan kau tak perlu menyeretku, memaksaku atau membawaku karna dengan senang hati aku akan membiarkanmu menerbangkanku lalu menjatuhkanku ke tempat penuh duri kaktus atau juga ke tempat yang dipenuhi ular berbisa.
                Cinta ini sungguh sangat sulit ku terka. Kemana arah dan inginnya. Dalam hati ingin menolak semua namun seluruh tubuh berkonspirasi melawan perintah tuannya. Bahkan logika tak mampu lagi bersuara saat semua indra telah melakukan aksinya. Membiarkan sang tuan terperosok jatuh terlalu dalam bahkan teramat dalam ke dalam gerbang kehancuran.
                Kau menjebakku dengan sebuah umpan cinta yang terlihat indah di mata.sebuah pujian, rayuan, kebohongan, semua terlontar dengan mudahnya. Kebohongan kecil yang  telah membuat semuanya luka. Pandai nya kau menyusun temali menjadi jerat beracun dan menaruh umpan lezat yang membuat ku tergoda. Saat ku terjerat terperosok masuk ke dalam jerat, Saat ku sudah terlalu dalam mencinta dan kau masuk terlalu dalam ke sukma, Kau tinggal smua. Tinggalkan aku dengan luka sobek bekas jerat . darah mengucur deras dari sana. Dari dada yang tertancap panah tepat memporak porandakan jiwa.
Kau berkata sudah tak bersamanya hingga aku tak kuasa menolak inginku tuk bersamamu. Tak ragu ku sambut gayung mu. Silaunya aku oleh semua bujukmu. Aku mencintaimu, lagi dan lagi. Aku mencintaimu bertambah setiap harinya. Seiring waktu berlalu, seiring detik yang telah kita lewati, seiring itu pula cintaku bersemi. Setiap hari ku pupuk siram dan ku jaga maka mekarlah ia disana. Bohong mulah mataharinya. Membuat nya tetap tumbuh dengan anggunnya. Membuatnya indah dengan mekarnya. Lalu,  Aku membiarkanmu mempermainkanku, membawaku ke dalam cinta yang tak duga. Cinta yang bahkan aku pun tak boleh memilikinya. Cinta yang seharusnya tak pernah aku tau rasanya.
Lalu, kau sadari bahwa kau papa. Lupa, salah, khilaf, atau apalalah kau menyebutnya. Ya, kau baru menyadari bahwa kau telah mengkhianatinya. Kau baru menyadari saat semua sudah menjadi terlalu. Aku terlalu cinta, dan kau terlalu dalam masuk ke jiwa. Kau meninggalkanku dengan mudahnya. Saat semua ku yakini akan indah pada akhirnya namun kau buat kecewa. Saat asaku menjadi bukitan doa, saat inginku menjadi sudah terlalu besar dalam harap. Kau hancurkan aku dengan tega nya. Namun aku masih disini dengan harapan yang sama walau dengan luka dan air mata. Aku masih disini dengan asa yang tak pernah berkurang kapasitasnya dengan doa yang tak pernah putus setiap harinya. Ya, aku masih disini dengan kecewa namun dengan harap dan tak kuasa.
Tinggallah aku disini sendiri, meratapi kesedihan yang terjadi. Meratapi kebodohan yang ku alami. Mengutuk diriku sendiri. Bertanya mengapa ku bisa sebodoh dan selemah itu? Namun itulah  cinta. dan sampai detik ini ku tetap mencinta. Tak tahu kapan cinta ini mati. Bunga ini sudah layu sejak mataharinya hilang. Rasanya ingin ku cabut bunga ini sampai ke akarnya hingga tak ada yang tersisa, namun ku masih tak kuasa.
 Sendu selalu menggantung di wajahku. Kesedihan menggelayut disana. Air mata terlalu lelah untuk tumpah. Pipi sudah terlalu sembab untuk menampungnya. Dan hati ini sudah sangat lelah untuk menanggung luka. Sampai kapan ku terus mencinta dan terluka dalam waktu yang sama? Aku mencintaimu dan aku terluka karena itu. Apa aku harus melepas ratusan burung merpati ke udara agar perasaanku dapat bebas menguap terbang bersama kepaknya? Atau aku harus membuat kertas dalam botol  lalu mengapungkannya ke laut lepas bersama dengan perasaan yang ku ikhlaskan terlepas atau aku harus mengubur dalam kotak sejuta kenangan bersama dengan waktu yang telah ku lewati bersamamu. Atau apa aku harus melakukan ketiga nya? Mengapa harus seberat ini? Mengapa harus sesulit ini? Atau apa aku akan tetap menunggumu dengan terus terluka? Aku tak pernah temukan alasan yang tepat.

Selasa, 07 Agustus 2012

CINTA BUTA

Kadang kita mecintai orang begitu rupa hingga melupakan semua keburukan yang ada pada “yang dicinta”. Mungkin ini yang dinamakan cinta buta. Saat orang-orang sibuk berceloteh memberi nasihat untuk membuka mata hingga berbusa namun hanya di anggap biasa. Di dengarkan dengan seksama lalu mengiyakan apa yang dikatakan penasihat, lalu lupa. Lupa saat telah berjumpa dengan “yang dicinta”. Lupa semua kata yang telah di iya kan. Lupa semua keburukan yang telah berbukit-bukit ditumpukkan oleh “yang dicinta”. Lupa semua sakit yang telah bersarang hingga membuat bekas seperti lubang menganga yang telah lama ditinggal peluru yang menancap di dada. Lupa akan berliter-liter air mata yang telah tumpah dengan begitu derasnya. Lupa dengan bantal-bantal yang ia lampiaskan kekesalannya saat sedang terluka. Lupa dengan kasur yang setiap malam menjadi tempat berlabuhnya cerita lalu terpejam dengan mengiba.
                Kadang kita mencintai orang begitu rupa hingga memberikan apa “yang dicinta” pinta. Ingin memberikan apa yang terbaik untuk “yang dicinta”. Ingin selalu ada untuk “yang di cinta”. seperti harta tak ada lagi gunanya jika ia meminta. Seperti harga sudah tak mampu lagi di pertahankan demi satu kata “cinta”. semua usaha dan daya akan di kerahkan hanya untuknya. Bahkan merasa kecewa bila tak dapat memenuhi apa keinginan “yang dicinta”. Hah ini juga “cinta buta”. Terlalu rumit untuk dapat dijabarkan terlalu kusut untuk dapat di leraikan. Padahal ia tahu kalau ini salah. Menyalahi aturan norma dan agama. Namun, cinta di atas itu semua. Cinta mengalahkan logika. Hah ini salah. Sungguh salah. Jangan menyatakan apapun dengan kata cinta jika ia menyalahi aturan agama. Karena Tuhan lah harus nya di atas segalanya.
                Jika pecinta sudah sedemikian rupa mencinta hingga tak dapat membuka mata dan mengatas namakan cinta apa yang diperbuat dengan melanggar aturan yang ada, maka ia sudah jauh dari Tuhan-Nya. Sudah jauh dari pencipta. Ia dibutakan oleh syaitan yang mewujudkan cinta di atas segalanya.